APRILIA MOEHNIKASARI
3EA27 / 19211332
PENALARAN
I.
PENGERTIAN PENALARAN
Proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
II.
PROPOSISI
Proposisi merupakan pernyataan tentang hubungan yang
terdapat di antara subjek dan predikat yang membentuk sebuah kalimat. Kalimat
tanya, kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa
disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut
proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
1. Metode paragraf induktif
Paragraf
yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung
pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa
pernyataan umum. Paragraf Induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis
yaitu :
·
paragraf generalisasi,
·
paragraf analogi,
·
paragraf sebab akibat bisa juga akibat
sebab.
Contoh paragraf
Induktif : Pada saat ini remaja lebih menyukai tari-tarian dari barat seperti brigdens, shafel muter, salsa
(dan Kripton),
free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan
jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian
tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan
terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai
dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan
menggeser kesenian dan budaya tradisional”.
Contoh generalisasi:
Jika ada air,
manusia akan hidup.
Jika ada air, hewan akan hidup.
Jika ada air, tumbuhan akan hidup.
Ø Jika
ada air mahkluk hidup akan hidup.
2. Metode paragraf deduktif
Metode paragraph yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas
pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan
dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan
berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol
yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk
pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada
proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran,
maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika
syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·
Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki
bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
III. INFERENSI
DAN IMPLIKASI
Inferensi adalah suatu proses untuk menghasilkan
informasi dari fakta yang diketahui.
Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi
berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi
dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika
representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau
paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi
pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
Implikasi adalah akibat, seandainya dikaitkan
dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum
yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi. Bahasa hukum
sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD,
bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak
bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.
IV. WUJUD EVIDENSI
Evidensi
merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau
autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam
kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai
pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu
berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah
bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
V. Cara menguji data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini
beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)
VI. Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan
fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan
penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah
fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua
fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang
akan diambil.
1. Konsistensi adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan
benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan
maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu
sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau
pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
2. Koherensi adalah bagaimana membuat
peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat hubungan yang
jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph
jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas,
lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.
VII. Cara Menguji Autoritas
Menghidari
semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya
merupakan pendapat saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada
beberapa cara sebagai berikut :
1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang
dilakukannya.
2. Pengalaman
dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan
pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal.
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang
dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
3. Kemashuran
dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti
apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya
sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4. Koherensi
dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan
autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan
pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.